Bocah-bocah
lain yang seusia dengannya masih belajar menyusun kalimat dengan benar. Namun,
Rukkayatu Fatahu Umar, sudah hafal Al-Qur’an 30 juz.
Bocah
perempuan asal Nigeria itu kini menjadi perbincangan di negeri-negeri Islam.
Setelah sebelumnya, ia juga dibicarakan di seluruh penjuru Baauchi. Mereka
masih bertanya-tanya benarkah Rukkayatu hafal seluruh Al-Qur’an di usia PAUD
itu. Akhirnya, rasa penasaran mereka terjawab pada Kamis (24/1) lalu. Sang
hafizah cilik itu unjuk gigi pada acara wisuda sekolah yayasan Syekh Dahiru.
Sejumlah ulama menguji hafalan gadis berusia tiga tahun delapan bulan itu. Dan
subhanallah… semua orang terkesima. Inilah keajaiban dari Nigeria.
Kunci Awal:
Senang Menghafal
Bagaimana
Rukkayatu bisa menghafal 30 juz Al Qur’an pada usia dini seperti itu? Ternyata
ia sangat senang menghafal.
Rukkayatu
rajin mengikuti ibunya, Sayyada Maimunatu, ke sekolah tempatnya mengajar, yang
tak lain adalah milik kakeknya. Di kelas hafalan, gadis cilik itu mendengarkan
dan menirukan. Ia ikut membaca bersama siswa-siwa lainnya. Ia bahkan sangat
betah untuk berada di sekolah full day itu, dari jam 07.00 pagi hingga jam
18.00 sore. Lama-kelamaan hafalannya pun semakin bertambah banyak.
Menghafal
Qur’an dan berada di sekolah selama 11 jam bukan berarti membuat Rukkayatu
kehilangan keceriaan atau tidak memiliki waktu bermain.
“Ini bukan
berarti ia tak bermain dengan teman-temannya. Ia melakukannya (bermain),
terutama dengan mereka yang juga menghafal Al-Qur’an seperti dia. Hal ini
memudahkan mereka sebagai perhatian dan fokus pada tujuan yang sama, yakni
menghafal Al-Qur’an,” tutur sang ibu.
Waktu
berlalu. Hafalan terus bertambah. Hingga akhirnya di usianya yang menginjak
tiga tahun delapan bulan, Rukkayatu hafal seluruh isi Al-Qur’an.
“Saya
bersyukur kepada Allah,” ujar Rukkayatu saat ditanya bagaimana perasaannya
dapat menghafal Quran di usia dini. Jawaban ini juga menggambarkan kedewasaan
Sang penghafal Qur’an ini.
Keluarga
Penghafal Qur’an
Pendidikan
keluarga sangat berpengaruh terhadap anak. Demikian pula yang dialami oleh
Rukkayatu. Keluarganya adalah keluarga penghafal Qur’an. Ibunya, Sayyada
Maimunah telah menjadi hafizhah di usia 12 tahun. Ayahnya, Fatahu Umar
Pandogari juga hafal Qur’an. Sedangkan sang kakek, Sheikh Dahiru Usman, adalah
seorang ulama yang hafal Qur’an.
“Jujur, saya
tidak bisa mengatakan apa-apa, tapi saya sangat bersyukur kepada Allah atas
semua ini. Ini barakah dari Allah. Saya sangat bersyukur kepada Allah untuk
ini,” kata Sayyada Maimunah bercerita tentang keluarganya yang penghafal
Qur’an.
”Saya juga
bersyukur memiliki ayah seperti Syaikh Dahiru Bauchi yang mendidikku di jalan
Islam. Semoga Allah memberinya umur panjang sehingga beliau dapat terus
mengabdikan diri kepada Allah dan bermanfaat bagi umat Islam dan umat manusia
pada umumnya,” tambahnya.
Sayyada
Maimunah bertekad akan terus menjaga hafalan putrinya. Putrinya di usianya saat
ini memiliki hak bermain yang tak boleh direnggut. Rukkayatu juga tetap perlu
mengenyam pendidikan umum di sekolah. Banyak hal yang perlu dipelajari
anak-anak di zaman sekarang, termasuk Rukkayatu.
Sang ibu
berencana memperdalam pendidikan Al-Qur’an dan Islam kepada putrinya sebagai basis.
Masa itu akan berlangsung hingga usia Rukkayatu memasuki 10 tahun. Setelah
berusia 10 tahun, Rukkayatu baru akan masuk ke sekolah umum. Tentu saja,
pendidikan Islam bagi Rukkayatu perlu terus berlangsung hingga dewasa, bahkan
sepanjang usianya. Tarbiyah madal hayah. [AN/Rpb/bsb]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar